Konsep Manajemen Perawatan Kendaraan

Tags

Perawatan dan servis kendaraan dilakukan setiap kali kendaraan mencapai waktu tertentu, jumlah kilometer tertentu secara rutin atau ketika kendaraan tidak berfungsi dengan baik. Disarankan kepada pemilik kendaraan untuk melakukan pengecekan secara rutin dan berkala terhadap kendaraannya. Manajemen pemeliharaan kendaraan merupakan bidang yang memerlukan fokus manajemen yang konstan dan konsisten. Kendaraan logistik perusahaan merupakan investasi besar yang sangat penting bagi keberhasilan misi serta keselamatan transportasi dan efisiensi bisnis. Kendaraan harus dijaga dalam kondisi pengoperasian puncak agar tetap berada di jalan dan beroperasi secara efisien.
 
(1)   Perawatan Kendaraan: Perawatan adalah serangkaian tindakan pencegahan yang dilakukan secara rutin untuk menjaga kondisi kendaraan agar tetap baik. Ini mencakup aktivitas seperti mengganti oli mesin, memeriksa tekanan ban, memeriksa sistem pendingin, dan perawatan lainnya sesuai dengan pedoman perawatan yang disarankan oleh produsen kendaraan. Tujuannya adalah untuk mencegah kerusakan atau keausan berlebihan pada komponen kendaraan dan menjaga kinerja yang optimal.
(2)   Servis Kendaraan: Servis lebih bersifat umum dan mencakup lebih banyak tindakan daripada perawatan. Servis kendaraan biasanya mencakup pemeriksaan menyeluruh terhadap berbagai sistem dan komponen kendaraan, termasuk tetapi tidak terbatas pada mesin, sistem transmisi, sistem kelistrikan, sistem rem, sistem suspensi dan lain-lain. Selain itu, servis juga melibatkan pemeriksaan dan penggantian bagian yang sudah aus atau rusak, serta pembersihan dan penyesuaian berbagai komponen sesuai kebutuhan. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa kendaraan dalam kondisi prima dan aman untuk digunakan.
 
Langkah-langkah pengendalian perawatan kendaraan antara lain, termasuk Daftar Periksa Inspeksi Kendaraan Harian (Daily Vehicle Inspection Check List) serta Daftar Periksa Peralatan dan Dokumen Keselamatan Kendaraan (Vehicle Safety Equipment and Document Checklist). Daftar periksa ini membantu memastikan kondisi pengoperasian dan status kendaraan yang tepat, serta untuk mendokumentasikan keberadaan dan status aksesori (misalnya radio, AC) dan peralatan khusus (misalnya senter, dongkrak). Daftar periksa yang telah diisi harus diserahkan setiap minggu ke Maintenance Controller atau bidang yang bertanggung jawab dalam menjaga performa kendaraan untuk ditinjau dan ditindaklanjuti, dan disimpan dalam File Aset Kendaraan.
 
Dengan mempertahankan sistematisasi dalam melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan rutin, perusahaan dapat mengamankan investasi mereka dalam hal armada kendaraan, mengurangi risiko kegagalan operasional dan memastikan bahwa kendaraan beroperasi sesuai dengan standar keselamatan yang ditetapkan. Ini juga membantu dalam pengelolaan biaya pemeliharaan jangka panjang dan memperpanjang umur pakai kendaraan.

Jarak Tempuh Kendaran dan GPS

Dalam konteks perawatan kendaraan, jarak tempuh (mileage) merujuk pada jumlah mil atau kilometer yang telah ditempuh oleh kendaraan. Fungsi mileage sangat penting dalam menentukan jadwal perawatan dan pemeliharaan kendaraan. Jarak tempuh adalah salah satu faktor penting yang digunakan dalam menentukan jadwal perawatan kendaraan. Ini merujuk pada total jarak yang telah ditempuh oleh kendaraan dari saat pembelian atau perawatan terakhir hingga saat ini. Jarak tempuh diukur dalam satuan mil atau kilometer tergantung pada preferensi atau standar pengukuran yang digunakan di suatu negara. Penggunaan jarak tempuh sebagai panduan dalam menentukan jadwal perawatan kendaraan didasarkan pada prinsip bahwa semakin jauh kendaraan berjalan, semakin tinggi risiko keausan dan kerusakan pada komponen-komponen vital. Seiring dengan peningkatan jarak tempuh, komponen-komponen seperti oli mesin, filter udara, filter bahan bakar, ban, rem, dan sistem suspensi dapat mengalami penurunan kinerja dan keausan. Misalnya, perawatan mungkin direkomendasikan setiap 5.000 mil atau 10.000 kilometer.
 
Teknologi modern yang dapat digunakan untuk menentukan jarak tempuh adalah GPS (Global Positioning System), meskipun tidak secara langsung terhubung dengan jarak tempuh (Mileage) kendaraan. Namun, GPS dapat digunakan untuk memantau pergerakan kendaraan secara akurat, yang pada gilirannya dapat digunakan untuk menghitung Mileage. Misalnya, dengan menggunakan data GPS, Anda dapat melacak perjalanan kendaraan dari titik A ke titik B dan mengukur jarak yang ditempuh. Data GPS dapat memberikan informasi tentang rute yang diambil, waktu tempuh, kecepatan rata-rata, dan Mileage secara keseluruhan.

Perhitungan Jarak Tempuh Tanpa GPS

Dengan menggunakan informasi jarak tempuh (Mileage) kendaraan yang dihasilkan dari GPS memang operasional akan menjadi lebih efisien, kabar baiknya tentu ada metoda lain yang dapat digunakan untuk menghitung Mileage kendaraan yaitu menggunakan mobile application yang digunakan untuk mencatat odometer yang tertera di dashboard kendaraan, kapan saja dimana saja. Odometer adalah alat pengukur jarak yang terintegrasi di dalam kendaraan yang secara otomatis mengukur jarak tempuh sejak kendaraan mulai digunakan. Catat kilometer awal sebelum memulai perjalanan dan catat kilometer akhir setelah berakhir perjalanan. Baik dilakukan oleh pengemudi maupun pengawas pada saat memulai perjalanan (keluar pool) dan mengakhiri perjalanan (masuk pool). 
 

Tindakan Perawatan Kendaraan

Dalam pelaksanaan perawatan kendaraan, terdapat beberapa tindakan khusus yang dilakukan untuk memastikan kendaraan tetap dalam kondisi yang baik dan beroperasi dengan optimal. Dengan memahami konsep-konsep ini, pemilik armada atau pengelola kendaraan dapat merencanakan strategi perawatan yang efektif untuk memaksimalkan kinerja dan umur pakai kendaraan, sambil mengurangi biaya perawatan dan downtime yang tidak terduga. Berikut adalah beberapa di antaranya:
 
(1)   Preventive Maintenance (Pemeliharaan Preventif):
Tujuan  :  Mencegah kerusakan atau kegagalan kendaraan dengan melakukan perawatan secara berkala.
Metode  :  Jadwal perawatan rutin yang dapat meliputi penggantian oli, filter oli, cek sistem rem, penggantian ban, Cek cabin dan mekanisme jungkit cabin, Cek timing belt dan radiator, Cek  intercooler, Cek rembesan oli atau bahan bakar, Cek drag link, tie rod dan ball jointdan pemeriksaan umum lainnya.
Manfaat  :  Meningkatkan umur pakai kendaraan, mencegah kegagalan yang tidak terduga, dan mengurangi biaya perbaikan yang mahal.
 
(2)   Predictive Maintenance (Pemeliharaan Prediktif):
Tujuan  :  Mendeteksi potensi kerusakan atau kegagalan kendaraan dengan menggunakan data dan pemantauan kondisi.
Metode  :  Menggunakan sensor, pemantauan kondisi dan analisis kondisi kendaraan berdasarkan Daftar Periksa Inspeksi Kendaraan Harian untuk memprediksi kapan perawatan diperlukan.
Manfaat  :  Mengurangi downtime kendaraan dengan mengidentifikasi masalah sebelum terjadi, optimalisasi jadwal perawatan, dan penggunaan suku cadang yang lebih efisien.
 
(3)   Corrective Maintenance (Pemeliharaan Korektif):
Tujuan  :  Memperbaiki kerusakan atau kegagalan kendaraan setelah terjadi.
Metode  :  Perbaikan dan penggantian komponen yang rusak atau tidak berfungsi dengan benar.
Manfaat  :  Memungkinkan kendaraan untuk kembali beroperasi setelah terjadi masalah, namun biaya perbaikan biasanya lebih tinggi daripada preventive maintenance.
 
(4)   Condition-based Maintenance (Pemeliharaan Berdasarkan Kondisi):
Tujuan  :  Melakukan perawatan berdasarkan kondisi aktual kendaraan, bukan berdasarkan jadwal tetap.
Metode  :  Menggunakan pemantauan sensor dan analisis kondisi kendaraan berdasarkan Daftar Periksa Inspeksi Kendaraan Harian, untuk menentukan kapan perawatan diperlukan.
Manfaat  :  Mengurangi biaya perawatan yang tidak perlu dengan hanya melakukan perawatan ketika diperlukan berdasarkan kondisi aktual kendaraan. Akan tetapi risiko human error dalam pencatatan dapat mengakibatkan kegagalan atau vehicle downtime yang tinggi. 
 
(5)   Run-to-Failure Maintenance (Pemeliharaan Sampai Gagal):
Tujuan  :  Tidak melakukan perawatan preventif atau prediktif, tetapi memperbaiki kendaraan hanya setelah terjadi kerusakan atau kegagalan.
Metode  :  Kendaraan dibiarkan beroperasi tanpa perawatan berkala dan hanya diperbaiki ketika terjadi kegagalan.
Manfaat  :  Biaya pelaksanaan perawatan sesaat ‘mungkin bisa’ rendah, tetapi risiko kegagalan yang tinggi dan downtime yang tidak terduga.
 
 
Manajemen pemeliharaan yang efektif adalah landasan utama keberhasilan dalam bisnis, terutama dalam konteks perawatan kendaraan yang sangat krusial seperti transportasi logistik. Dengan mengelola pemeliharaan dengan baik, perusahaan dapat memastikan bahwa armada kendaraannya tetap dalam kondisi optimal, menghindari gangguan yang dapat mengganggu alur operasional dan keamanan. Investasi yang diberikan dalam manajemen pemeliharaan bukan hanya memastikan kelancaran operasional, tetapi juga membangun fondasi yang kuat bagi pertumbuhan jangka panjang dan keberlanjutan bisnis, terutama dalam industri yang sangat bergantung pada mobilitas dan ketepatan waktu.